Aliran-aliran atau paham-paham dalam islam di Indonesia bermula
dari sejak zaman sahabat Rasulullah SAW, disebabkan karena berbeda pemahaman
mengenai islam itu sendiri. Persoalan yang pertama-tama muncul dalam Islam
adalah persoalan di bidang politik. Waktu Nabi Muhammad Saw. wafat, muncul
persoalan siapa yang berhak menjadi penggantinya sebagai khalifah. Menurut
sejarah, Abu Bakar disetujui menjadi Khalifah pertama. Khalifah kedua, Umar,
ketiga Usman,dan keempat Ali. Terbunuhnya Usman dan naiknya Ali menjadi
Khalifah keempat kemudian menimbulkan masalah. Beranjak dari hal tersebut
muncul berbagai macam aliran seperti khawarij, syi’ah, Ahlussunnah wal jama’ah,
muktazilah, murji’ah dan lain sebagainya. Khawarij adalah pasukan Ali yang
sejak semula tidak setuju dengan perdamaian pasca perang siffin (ali vs
muawiyah) keluar dari barisan Ali dan menjadi penentangnya dan sekaligus
penentang Muawiyah. Mereka memandang pelaku dosa besar kafir. Kemudian beranjak dari hal
kafir muncul aliran Murjiah yang memandang pelaku dosa besar tetap mukmin dan
hukumannya ditangguhkan kepada Mahkamah Allah untuk mengampuninya atau tidak
mengampuninya. Aliran Muktazilah yang memandang pelaku dosa besar berada di
antara dua posisi mukmin dan kafir (almanzilah bain almanzilatain). Diluar
aliran tersebut ada aliran Ahlusunnah wal Jama’ah yang memandang Allah
mengetahui dengan ilmu, hidup dengan hayah, menghendaki dengan iradah.
Catatan Kecil yang Penuh Makna
Senin, 29 Juli 2013
Senin, 22 Juli 2013
Pragmatisme (INSTRUMENTALISME) JOHN DEWEY
Wacana filsafat yang menjadi
topik utama pada zaman modern, khususnya abad ke-17, adalah persoalan
epistemologi. Pertanyaan pokok dalam bidang epistemologi adalah bagaimana
manusia memperoleh pengetahuan dan apakah sarana yang paling memadai untuk
mencapai pengetahuan yang benar, serta apa yang dimaksud dengan kebenaran itu
sendiri. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bercorak epistemologis ini,
maka dalam filsafat abad ke-17 munculah dua aliran filsafat yang memberikan
jawaban yang berbeda, bahkan saling bertentangan. Aliran filsafat tersebut
adalah rasionalisme dan empirisme.
Empirisme itu sendiri pada abad
ke-19 dan 20 berkembang lebih jauh menjadi beberapa aliran yang berbeda, yaitu
Positivisme, Materialisme, dan Pragmatisme.
Selasa, 16 Juli 2013
Filsafat Imanuel Kant
Di
dalam ilmu filsafat terdapat beberapa aliran-aliran filsafat, diantaranya
adalah aliran rasionalisme, idealism, empirisisme, positivisme, marxisme, dan
yang terakhir adalah aliran yang dibawa oleh Immanuel Kant yaitu aliran
kritisisme.
Karena banyaknya aliran-aliran filsafat inilah
timbul aliran kritisisme yang dibawa oleh Kant. Dimana aliran Kant ini adalah
aliran yang sampai sekarang masih bisa diterima oleh banyak penganut filosofi
dikarenakan pahamnya yang menggabungkan antara paham empirisisme dan
rasionalisme.
Dimana
empirisisme berpendapat bahwa ilmu pengetahuan bersifat a posteriori dan
bukan bersifat a priori. Maksud dari posteriori itu ialah metode yang berdasarkan
atas hal-hal yang datang atau terjadinya atau adanya kemudian (yang terlihat
oleh panca indera/berwujud). Sedangkan priori ialah pengetahuan yang
tidak tergantung pada adanya pengalaman atau, ada sebelum pengalaman. Dan rasionalisme
sendiri adalah pengetahuan yang memadai dan dapat dipercaya oleh akal atau
rasio.
Seputar kegiatan Belajar
Dalam sebuah pendidikan ada istilah belajar, apakah yang dimaksud dengan belajar ? apakah kita membaca sebuah buku yang berisi teori ilmu pasti saja sudah termasuk ke dalam belajar? apakah belajar hanya mendengarkan penjelasan guru semata?
nah, berikut saya paparkan pengertian, prinsip, teori psikologi, proses dan cara belajar yang baik,,, have nice read.
A. Pengertian Belajar
nah, berikut saya paparkan pengertian, prinsip, teori psikologi, proses dan cara belajar yang baik,,, have nice read.
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan topik
dasar dalam psikologi yang berperan penting hampir dalam semua cabang
psikologi. Kegiatan belajar adalah suatu proses yang dapat menyebabkan
perubahan di dalam cara seseorang menanggapi dan menjawab (respon) sesuatu
problema sebagai hasil dari pengalamannya. Selain itu, belajar juga dapat
diartikan sebagai perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan
latihan. Kemudian, kegiatan belajar seseorang tergantung juga pada faktor
ingatan, perassaan dan kemauannya[1]. Terkait
dengan pemecahan problematika, tergantung pada sejumlah faktor-faktor seperti
keadaan yang berhubungan dengan corak kepribadian seseorang, momen yang
bersifat khusus, pengalaman yang telah diperolehnya, flexibilitas atau kebebasan
dari tekanan kejiwaan serta kecemasan.
Senin, 15 Juli 2013
Bahasa Ilmu
Akal merupakan salah satu unsur kejiwaan manusia untuk mencapai kebenaran keindahan dan kehendak dalam rangka mencapai kebaikan. Dengan akal inilah manusia dapat berpikir untuk mencari kebenaran hakiki. Terdapat dua macam berpikir; berpikir ilmiah dan berpikir alamiah. Dari dua macam berpikir ini akan dibahas hanya berpikir Ilmiah dan khusus tentang sarananya, yaitu sarana Ilmiah. Sarana Ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan Ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itu maka sebelum mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah sebaiknya kita menguasai terlebih dahulu langkah-langkah dalam kegiatan ilmiah.
Sarana berpikir
ilmiah pada dasarnya ada tiga yaitu; bahasa, logika dan matematika, serta
logika dan statistika. Bahasa ilmiah disini berfungsi sebagai alat komunikasi
untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Logika dan
Matematika mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah
diikuti dan dilacak kebenarannya. Sedangkan logika dan statistika berperan
dalam berpikir induktif untuk mencari konsep-konsep yang berlaku umum.
Sarana berpikir
ilmiah mutlak perlu dipelajari dan dikuasai bagi seorang ilmuan. Akan tetapi
yang akan saya bahas dalam tulisan ini adalah Bahasa Ilmu.
Teori Humanisme dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan
terdapat dua komponen pokok yang harus jelas tentang keberadaanya, yaitu siswa
dan guru. Suatu proses pembelajaran tidak akan berkembang jika hanya ada guru
saja tanpa adanya murid, dan begitupula jika kebradaan murid dalam proses
pembelajaran tanpa didampingi oleh gurunya maka tidak akan berkembang proses
pendidikan tersebut. Kemudian tingkat
kepribadian siswa yang bermacam-macam, ada yang baik, kasar, malas, pintar,
manja, bodoh, nakal dan lain sebagainya merupakan isyarat bagi guru untuk dapat
mendekati siswanya. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana
keadaan psikologi siswa dalam proses pembelajaran harus dilakukan beberapa
pendekatan. Sehingga setelah kita mengetahui kondisi psikologi peserta didik, kita
selaku calon guru dapat mempersiapkan dan memilih metode yang tepat dalam
menyampaikan suatu mata pelajaran ketika diberi kesempatan untuk terlibat dalam
proses belajar mengajar.
Minggu, 14 Juli 2013
Apakah Itu Esai ?
Seiring dengan semakin berkembangnya zaman pada era
globalisasi, segala sesuatu sudah mulai berkembang dan maju. Begitu juga dengan
perkembangan karya tulis ilmiah yang semakin maju. Apabila kita tidak membuka
mata lebar, maka kita akan termakan oleh waktu sehingga kita tidak dapat
mengikuti perkembangan pengetahuan yang semakin berkembang.
Pada
kesempatan kali ini, saya hendak memaparkan sedikit mengenai karya tulis ilmiah
yang berjudul essai. Pada realitasnya banyak mahasiswa yang ketika disuruh oleh
dosen untuk membuat essai, tidak dapat membuatnya, bahkan pengertian dari essai
itu sendiripun hanya sedikit mahasiswa yang mengetahuinya. Kemudian pembedaan
antara essai dengan artikel dan lain sebagainya masih kabur. Ada yang
mengatakan essai itu merupakan kumpulan dari beberapa opini, koreksi terhadap
suatu karya tulis dan lain sebagainya. Beranjak dari hal tersebut kami bertekad
memberikan wawasan seluas-luasnya kepada para mahasiswa khususnya mengenai
essai. Karena suatu karya tulis ilmiah tanpa dilengkapi dengan essai bagaikan “nasi
tanpa sayur”. Dan berikut saya sajikan beberapa langkah dalam penulisan
essai, agar dapat memudahkan para mahasiswa dalam pembuatannya.
Pendidikan Karakter Tinjaun Novel Habiburahman El-Shirazy (Bumi Cinta)
Pendidikan karakter
adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada segenap pendidik,
peserta didik, dan staff yang bekerja di sekolah yang meliputi komponen
kognitif, psikomotorik, afektif untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik
terhadap tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil[1]. Adapun pengertian yang
lainnya, pendidikan karakter merupakan proses pengembangan nilai-nilai karakter
pada diri peserta didik sehingga terinternalisasi dan tercermin dalam kehidupan
dirinya sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis,
produktif, dan kreatif[2].
Langganan:
Postingan (Atom)