Catatan Kecil yang Penuh Makna

saya ucapkan ahlan-wa sahlan biqudumikum, welcome, selamat datang, wilujeng sumping, sugeng rawuh. Blog sederhana ini berisi pengetahuan dan sekelumit kisah hidup ane, so jangan bosan-bosan untuk mampir dan nongkrongin blog gw yak...

Minggu, 11 Agustus 2013

Metode Pembelajaran (metode langsung & metode gramatika-terjemahan)


  Banyak sekali metode pembelajaran yang berkembang dalam dunia pendidikan. Dari sekian banyak metode tersebut harus disesuaikan dengan tujuan lembaga pendidikan itu sendiri. Karena keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam mendidik siswanya tergantung dengan keselarasan metode pembelajaran dan tujuan  serta kondisi sosial lembaga itu sendiri. Kondisi psiklogis peserta didik juga harus diperhatikan ketika proses pembelajaran.  
  Oleh karena itu berikut penjelasan mengenai metode pembelajaran khususnya metode langsung (al-Thariqah al-Mubasyarah) dan metode gramatika-terjemahan (Thariqah al-Qawa’id wa al-Tarjamah).
A.      Macam-macam Metode Pembelajaran Bahasa Arab
     Menurut Drs. H. Syamsuddin Asyrofi, MM, bahwa metode pembelajaran bahasa Arab yang relevan untuk pengajaran bahasa Arab di Indonesia antara lain:
1. Metode gramatika-terjemahan (Thariqah al-Qawa’id wa al-Tarjamah).
2. Metode langsung (al-Thariqah al-Mubasyarah).
3. Metode Membaca (al-Thariqah al-Qiroah)
4. Metode Audiolingual (al-Tharoqah al-Sam’iyah al-Syafahiyah).
5. Metode Komunikatif.
6. Metode Eklektik.

  Dalam tulisan ini hanya menjelaskan tentang metode langsung (al-Thariqah al-Mubasyarah) dan metode gramatika-terjemahan (Thariqah al-Qawa’id wa al-Tarjamah) beserta aplikasi dan implikasinya.

B. Metode Gramatika-Terjemahan (Thariqah al-Qawa’id wa al-Tarjamah)
            1. Pengertian
Metode gramatika-terjemahan (Thariqah al-Qawa’id wa al-Tarjamah) berasal dari dua metode; metode qawa’id dan metode terjemahan. Metode qawa’id adalah metode yang menekankan pada penghafalan aturan-aturan gramatika atau rules of grammar dan sejumlah kata-kata tertentu. Metode terjemah adalah metode yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan menerjemahkan bacaan-bacaan mula-mula dari bahasa asing kedalam bahasa siswa, kemudian sebaliknya .
Dari penjelasan kedua metode tersebut dapat ditarik pengertian bahwa metode gramatika terjemahan adalah metode pembelajaran bahasa Arab yang terfokus pada pengkajian kaidah-kaidah tata bahasa dan penerapanya didalam penerjemahan suatu paragraf bacaan dari satu bahasa kedalam bahasa yang lain . Jadi dalam metode ini siswa dituntut untuk dapat menjelaskan kaidah dalam suatu bacaan yang dipelajari serta mampu untuk menerjemahkannya. Selain itu, metode Gramatika-terjemah digunakan dalam sistem pembelajaran bahasa arab di pondok salaf.
Metode ini muncul pada abad ke-15 ketika banyak sekolah dan universitas di Eropa pada waktu itu mengharuskan pelajar atau mahasiswa belajar bahasa latin karena dianggap mempunyai “nilai pendidikan yang tinggi” guna mempelajari teks-teks klasik. Akan tetapi istilah Grammar Translation Method baru dikenal pada abad ke-19, ketika metode ini digunakan secara luas di benua Eropa.
Kemudian pengajaran Bahasa Arab yang pertama di indonesia adalah untuk memenuhi kebutuhan seorang muslim dalam menunaikan ibadah, khususnya ibadah shalat. Tujuan utama dari pengajaran bahasa arab ini adalah untuk pemahaman isi kitab yang dipelajari bukan keterampilan membaca teks berbahasa arab, apalagi keterampilan bahasa secara umum. Sedangkan pengajaran bahasa arab pada waktu itu ditekankan kepada penguasaan gramatika (nahwu dan sharaf). Pada tahap kedua bahasa arab diajarkan guna memahami fikih, aqaid, hadits, tafsir, dan ilmu-ilmu bahasa arab seperti nahwu, sharaf dan balaghah, dengan buku teks berbahasa arab yang ditulis oleh para ulama dari pelbagai abad dimasa lalu contohnya : Sullam an-Najah; Sulam At-taifiq; Fath al-Qarib dan lain-lain. Kemudian metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa Arab pada tahap kedua ini adalah metode gramatika-terjemahan (Qawa’id wa-Tarjamah). Pengajaran bahasa Arab pada tahap ini, dapat digolongkan kedalam bentuk pengajaran bahasa arab untuk tujuan khusus adalah yang paling dominan di tanah air dan diakui kontribusinya dalam memahamkan umat islam indonesia terhadap ajaran agamanya.
2. Tujuan Metode Gramatika-terjemah
Tujuan pokok pengajaran suatu bahasa asing adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca literatur yang ditulis dalam bahasa sasaran (misalnya kitab-kitab kuning berbahasa arab). Metode ini meyakini benar bahwa mempelajari suatu bahasa asing memberikan kepada siswa sebuah latihan mental yang baik serta mampu membantu mereka mengembangkan kemampuan berfikir.
3. Model Sillabus
Metode tata bahasa-terjemah sangat menekankan pembelajaran pada kosakata dan tata bahasa. Keterampilan membaca dan menulis adalah keterampilan yang diutamakan dalam pembelajaran. Bahasa tulisan lebih diutamakan daripada bahasa lisan karena itulah kemudian para siswa mempelajarinya. Bahan pelajaran bahasa disusun berdasarkan urutan tata bahasa pada bahasa sasaran (bahasa arab).
Materi pelajaranya terdiri atas buku nahwu, kamus, atau daftar kata, dan teks bacaan. Tata bahasa disajikan secara deduktif, yakni dimulai dengan penyajian kaidah diikuti dengan contoh-contoh, dan dijelaskan secara rinci dan panjang lebar. Dan kedudukan bahasa ibu (indonesia) dalam metode ini digunakan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu guru hendak memperhatikan kemampuan nalar siswa, agar terjadi proses pembelajaran yang inovatif penuh warna dengan peran aktif siswa didalamnya.
Kemudian tes yang diberikan untuk menguji kemampuan siswa dalam bahasa arab adalah tes tertulis, dimana para siswa diminta untuk menerjemahkan suatu teks atau kalimat dari bahasa arab kedalam bahasa indonesia atau sebaliknya. Pertanyaan yang umum digunakan adalah pertanyaan-pertanyaan sekitar budaya atau tuntutan terhadap siswa untuk menerapkan kaidah tata bahasa arab.

4. Aplikasi dan implikasi metode Gramatika-terjemahan
Dalam metode ini bahasa arab disajikan dalam bab-bab; atau pelajaran-pelajaran ketatabahasaan singkat yang masing memuat beberapa butir atau kaidah tata bahasa yang disusun dan diilustrasikan dengan contoh-contoh. Adapun contoh pembelajaran bahasa arab yang menggunakan metode ini adalah sebagai berikut;
a) Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru dengan mengucapkan beberapa kosakata.
b) Siswa menghafalkan kosa kata tersebut,
c) Guru menjelaskan maknanya dengan menerjemahkannya kedalam bahasa indonesia.
d) Siswa mencatat kata-kata baru (pada saat guru membacakan terjemahannya)
e) Guru menggunakan bahasa indonesia untuk menyuruh beberapa orang siswa agar membaca bahan bacaan pilihan dalam buku dengan suara nyaring.
f) Guru memperbaiki kesalahan siswa apabila terdapat kesalahan dalam bacaanya.
g) Siswa melanjutkan bacaanya tanpa mengulangi koreksi yang disampaikan oleh guru.
h) Guru memerintahkan murid yang lain untuk membaca secara bergantian.
i) Siswa diminta untuk menerjemahkan kedalam bahasa Indonesia beberapa kalimat yang baru saja mereka baca dan bila perlu guru juga memberi bantuan kepada siswa yang menemukan kesulitan dengan menggunakan bahasa Indoinesia.
j) Adanya interaksi tanya jawab antara guru dan siswa dengan menggunakan bahasa Indonesia dan juga bahasa Arab.
k) Sebagai tambahan guru memberikan dua jenis pertanyaan yang, berbeda yang pertama mereka harus membuat kesimpulan atas pemahaman merekan terhadap bahan bacaan, yang kedua para siswa dituntut untuk menghubungkan isi bacaan dengan pengalaman hidup mereka sendiri beserta pengishlahanya.
l) Pemahaman kosakata baru dan kosakata ulangan beserta latihannya.
m) Kemudian melanjutkan pembelaran tentang kaidah tata bahasa yang dijelaskan secara terperinci dalam bahasa Indonesia.
Adapun implikasi dari pembelajaran bahasa Arab dengan metode ini adalah siswa mampu membaca dan menerjemahkan teks atau karya sastra berbahasa Arab serta mampu menerangkan kaidah tata bahasa teks atau karya sastra tersebut.
C. Metode Langsung (al-Thariqah al-Mubasyarah).
Metode Langsung adalah memfokuskan terhadap pembelajaran bahasa Arab samadengan pembelajaran bahasa Ibu dengan menggunakan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi. Oleh karena itu pelajar bahasa Asing harus dibiasakan untuk berpikir dalam bahasa target(bahasa arab),dan untuk mencapai kemampuan itu penggunaan bahasa ibu harus dihindarkan sepenuhnya.
Dalam metode ini keterampilan berbahasa mendengar, berbicara, membaca dan menulis saling menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya. Hanya saja kemampuan berbicara dianggap sebagai pondasi utama(prioritas). Pada umumnya metode ini digunakan di pondok pesantren modern yang memprioritaskan bahasa asing sebagai alat komunikasi bagi komponen di dalamnya.
Metode ini muncul akibat ketidakpuasan terhadap hasil pengajaran bahasa dengan metode gramatika terjemah dikaitkan dengan tuntutan kebutuhan nyata di masyarakat. Menjelang pertengahan abad ke-19, hubungan antar negara di Eropa mulai terbuka sehingga menyebabkan adanya kebutuhan untuk bisa saling berkomunikasi aktif diantara mereka. Untuk itu mereka membutuhkan cara baru belajar bahasa kedua, karena metode yang ada dirasa tidak praktis dan tidak efektif. Maka pendekatan-pendekatan baru mulai dicetuskan oleh para ahli bahasa di Jerman, Inggris, Prancis,dll.
Di Indonesia pengajaran bahasa arab dengan menggunakan metode langsung di mulai di Padang Panjang oleh Ustadz Abdullah Ahmad, Madrasah Adabiyah pada tahun 1909, dua bersaudara Zainuddin Labay El-Yunusi dan Rahmah Labay El-Yunusiyah, Diniyah Putra (1915) dan Diniyah Putri (1923), dan Ustadz Mahmud Yunus, Normal School,(1931); kemudian ditumbuhkembangkan oleh KH Imam Zarkasyi di Kulliyatul Mualimin Al-Islamiyyah, Gontor Ponorogo.
Pada waktu itu ilmu tata bahasa arab (nahwu, shorof) mulai diberikan dalam bahasa arab dengan metode induktif, disamping latihan intensif qira’ah, insya’, dan muhadatsah. Dalam masa belajar 6 tahun seorang lulusan perguruan islam modern ini telah mampu berkomunikasi dengan bahasa arab, lisan dan tulis, dan mampu membaca buku berbahasa arab, dalam berbagai subjek pengetahuan.
1. Tujuan Metode Langsung (al-thariqoh al-mubasyaroh)
Metode ini bertujuan agar para siswa mempelajari bagaimana caranya berkomunikasi dalam bahasa arab dengan sukses, dengan memperhatikan pentingnya berfikir dalam bahasa sasaran. 
2. Model Sillabus
Dalam metode ini silabus yang digunakan didasarkan pada berbagai situasi atau berbagai topik. Tata bahasa diajarkan secara induktif; yaitu para siswa diperkenalkan dengan contoh-contoh terlebih dahulu lalu mereka berusaha memahami kaidah-kaidah atau generalisasi kaidah yang ada dibalik contoh-contoh tersebut. Aturan tata bahasa yang tegas (eksplisit) tidak boleh diberi. Para siswa mempraktikkan kosakata dengan menggunakan kata-kata baru tersebut dalam kalimat-kalimat lengkap. Dengan demikian pemilihan materi ajar lebih ditekankan pada pengajaran kosakata daripada tata bahasa.
3.  Aplikasi dan implikasi metode Langsung (At-Thariqoh Al-mubasyarah)
Adapun aplikasi dari metode ini adalah sebagai berikut;
a) Proses pembelajaran diawali dengan para siswa membaca teks bacaan berbahasa arab
b) Guru meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan yang terkait dengan teks berbahasa arab
c) Guru menjawab pertanyaan siswa dengan bahasa arab
d) Guru membimbing para siswa untuk melatih pengucapan kata-kata
e) Guru mengajukan beberapa pertanyaann kepada para siswa tentang apa yang ada dalam kelas
f) Para siswa menyiapkan pertanyaan dan pernyataan masing-masing untuk diajukan kepada siswa lain yang ada di kelas
g) Guru menginstruksikan para siswa untuk kembali pada latihan yang ada dalam pelajaran yang meminta mereka untuk mengisi titik-titik yang disediakan.
h) Para siswa membaca sebuah kalimat secara nyaring dan menambahkan kata yang hilang seperti mereka sedang membaca
i) Guru meminta para siswa mengeluarkan buku catatan mereka lalu mendikte sekitar topik yang sudah dibahas.


                                                          Daftar Pustaka 
Prof. Dr. Aziz Fachrurrozi, M.A., Pembelajaran Bahasa Asing (Metode Tradisional dan Kotemporer), (Jakarta Timur:Bania Publishing), 2000
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Jombang: MISYKAT, Malang), 2009
Ayrofi MM, Drs H Samsuddin, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Idea Press) 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar