Seiring dengan semakin berkembangnya zaman pada era
globalisasi, segala sesuatu sudah mulai berkembang dan maju. Begitu juga dengan
perkembangan karya tulis ilmiah yang semakin maju. Apabila kita tidak membuka
mata lebar, maka kita akan termakan oleh waktu sehingga kita tidak dapat
mengikuti perkembangan pengetahuan yang semakin berkembang.
Pada
kesempatan kali ini, saya hendak memaparkan sedikit mengenai karya tulis ilmiah
yang berjudul essai. Pada realitasnya banyak mahasiswa yang ketika disuruh oleh
dosen untuk membuat essai, tidak dapat membuatnya, bahkan pengertian dari essai
itu sendiripun hanya sedikit mahasiswa yang mengetahuinya. Kemudian pembedaan
antara essai dengan artikel dan lain sebagainya masih kabur. Ada yang
mengatakan essai itu merupakan kumpulan dari beberapa opini, koreksi terhadap
suatu karya tulis dan lain sebagainya. Beranjak dari hal tersebut kami bertekad
memberikan wawasan seluas-luasnya kepada para mahasiswa khususnya mengenai
essai. Karena suatu karya tulis ilmiah tanpa dilengkapi dengan essai bagaikan “nasi
tanpa sayur”. Dan berikut saya sajikan beberapa langkah dalam penulisan
essai, agar dapat memudahkan para mahasiswa dalam pembuatannya.
A.
Pengertian Esai
Esai
adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas melaluisudut
pandang pribadi penulisnya (Depdikbud, 1997: 270). Sebuah
esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis
tentang subyek tertentu. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat
bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa percakapan,
dengan bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan
pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang
mempergunakan semua persyaratan penulisan.
Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang
berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan
pengantar tentang subyek; tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang
subyek; dan terakhir adalah konklusi yang memberikan kesimpulan dengan
menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan
beberapa observasi tentang subyek.
Apa yang membedakan esai dan bukan esai? Untuk menjawab
pertanyaan ini dapat dilakukan dengan merujuk pendapat-pendapat atau
rumusan-rumusan yang telah ada, tetapi pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan
yang telah ada sering kali masih tidak lengkap dan kadang bertolak belakang
sehingga masih mengandung kekurangan juga. Misal mengenai ukuran esai, ada yang
menyatakan bebas, sedang, dan dapat dibaca sekali duduk; mengenai isi esai, ada
yang menyatakan berupa analisis, penafsiran dan uraian (sastra, budaya,
filsafat, ilmu); dan demikian juga mengenai gaya dan metode esai ada yang
menyatakan bebas dan ada yang menyatakan teratur.
Penjelasan mengenai esai dapat lebih "aman dan mudah
dimengerti" jika ditempuh dengan cara meminjam pembagian model penalaran
ala Edward de Bono. Menurut De Bono, penalaran dapat dibagi menjadi dua model.
Pertama, model penalaran vertikal (memusatkan perhatian dan mengesampingkan
sesuatu yang tidak relevan) dan kedua model penalaran lateral (membukakan
perhatian dan menerima semua kemungkinan dan pengaruh).
Dari pembagian model penalaran ini, esai cenderung lebih mengamalkan penalaran lateral karena esai cenderung tidak analitis dan acak, melainkan dapat melompat-lompat dan provokatif. Sebab, esai menurut makna asal katanya adalah sebuah upaya atau percobaan yang tidak harus menjawab suatu persoalan secara final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut Francis Bacon, esai lebih sebagai butir garam pembangkit selera ketimbang sebuah makanan yang mengenyangkan.
Dari pembagian model penalaran ini, esai cenderung lebih mengamalkan penalaran lateral karena esai cenderung tidak analitis dan acak, melainkan dapat melompat-lompat dan provokatif. Sebab, esai menurut makna asal katanya adalah sebuah upaya atau percobaan yang tidak harus menjawab suatu persoalan secara final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut Francis Bacon, esai lebih sebagai butir garam pembangkit selera ketimbang sebuah makanan yang mengenyangkan.
B. Jenis-jenis Esai
Adapun Jenis-jenis esai sebagai berikut.
1) Esai
Deskriptif
Esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang
seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk
membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek. Rincian pendukung
disajikan dalam urutan tertentu (kiri ke kanan, atas ke bawah, dekat ke jauh,
arah jarum jam, dll). Pola pergerakan ini mencerminkan urutan rincian yang
dirasakan melalui penginderaan.
2) Esai
Ekspositori
Esai ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan
penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan
sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau
mendefinisikan. Urutan penjelasannya sangat bervariasi, tergantung dari tipe
esai ekspositori yang dibuat. Esai proses akan menyajikan urutan yang bersifat
kronologis (berdasarkan waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan
contoh-contoh; esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan
kepentingan (terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya); esai
sebab-akibat mungkin mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau
sebaliknya, mulai dengan akibat dan mencari sebabnya.
3) Esai
Naratif
Menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang
diceritakan biasanya disajikan sesuai urutan waktu. Esai persuasif bersuaha
mengubah perilaku pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu
aksi/tindakan. Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional.
Rincian pendukung biasanya disajikan berdasarkan urutan kepentingannya
Contoh :
Sadarkah AndaWahai Para Perokok?
Tahukah anda bahwa kebiasaan merokok setelah makan dapat menambah daftar buruk penyakit yang akan diderita?
Merokok setelah makan sepertinya sudah menjadi kebiasaan bagi para perokok. Dan tanpa disadari telah menjadi ketergantungan
psikologis. Ternyata kebiasaan merokok setelah makan dapat mengakibatkan gangguan
percernaan. Hal ini diakibatkan oleh tertelannya udara sewaktu merokok sehingg audara/gas
dalam saluran cerna akan berlebih. Gejala dan keluhan
yang sering ditemukan antara
lain: rasa mual/muntah, perut kembung,
rasa penuh setelah makan,
bloating (begah) dan terkadang pula disertai dengan keseringan bersendawa.
Tentu keluhan itu akan sangat menggangu dan sayangnya keluhan tersebut kadang dianggap sebagai penyakit maag
(gastritis).
Oleh dokter sekalipun keluhan ini sering didiagnosa sebagai maag karena kurangnya menanyakan riwayat penyakit
(anamnesa). Dengan demikian pemberian obat-obatan untuk mengatasi maag tidak akan mengatasi masalah ini. Begitu pula pemberian suplemen
enzim pencernaan tidak akan banyak membantu karena pemberian suplemen enzim pencernaan
hanya terutama untuk mengatasi keluhan percernaan seperti di atasa kibat makan terlalu
cepat, makan terlalu banyak karbohidrat dan makan makanan yang tinggi lemak. Tampaknya
memang merokok akan lebih banyak menimbulkan dampak negatif bagi pecandunya dari
pada positifnya, belum kita sebutkan berbagai dampak buruk rokok lainnya bagi kesehatan
kita yang bahkan dapat mengancam jiwa. Akan sangat sulit memang meninggalkan kebiasaan
merokok apalagi kalau rokok telah menimbulkan ketergantungan fisik dan psikis.
Ada seseorang misalnya yang sulit untuk bekerja apabila tidak merokok.
Tapi itu tidak bisa menjadi alasan (excuse) untuk tetap merokok. Sudah banyak
orang yang berhasil berhenti merokok dan mendapatkan kehidupan yang sangat sehat
sekarang ini. Tidak hanya itu, orang-orang yang berada disekitarnya juga menjadi
semakin nyaman dengan tidak adanya asap rokok
4) Esai
Dokumentatif
Memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu
institusi atau otoritas tertentu. Esai ini mengikuti panduan dari MLA, APA,
atau panduan Turabian.
C. Tipe Esai
Ada enam
tipe esai, yaitu:
a. Esai Deskriptif
Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau
objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan
sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
b.
Esai
Tajuk
Esai
jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu
fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah
tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk,
surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu
disertai dengan nama penulis.
c. Esai Cukilan Watak
Esai ini memperbolehkan seorang penulis
membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para
pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis
terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan
biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak
pribadi tersebut.
d.
Esai Pribadi
Hampir sama
dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh
pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah
saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya
tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
e.
Esai Reflektif
Esai
reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan
dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting
berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat
manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
f.
Esai
Kritik
Dalam
esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya,
lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis
tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang
seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan
perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra
disebut kritik sastra.
D.
Ciri-ciri
Esai
Adapun
ciri-ciri esai adalah sebagai berikut.
1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk
komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
2. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai
dalam waktu dua jam.
3. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai
yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya
dengan gaya penulis lain.
4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih
segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis.
Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
5. Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai
adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi
syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke
pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis
harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di
awang-awang.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal,
yang membedakan esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal.
Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang
kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.
E. Struktur
Esai
Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:
a.
Paragraf Pertama
Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan
dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat yang
singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca
diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan tesis tersebut
dalam beberapa sub topik.
b.
Paragraf Kedua sampai keempat
Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki
struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan
sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub
topik.
c.
Paragraf Kelima (terakhir)
Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali
tesis dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima
sebagai sebuah sintesis untuk meyakinkan pembaca.
F. Langkah Membuat Esai
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan
esai yaitu :
1.
Tentukan Topik
Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki
kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju
langkah berikutnya. Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis.
Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya
merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi
bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-benar
spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda.
Sebagai contoh, bila topik tentang "Indonesia" adalah satu topik yang
masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum (overview),
maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat,
anda dapat mempersempit topik ini menjadi "Kekayaan Budaya Indonesia"
atau "Situasi Politik di Indonesia". Setelah anda yakin akan apa yang
anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah.
2.
Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda
Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang
topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir, yakni :
a)
Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas.
b)
Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut,
dengan jarak yang cukup lebar diantaranya.
c)
Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:
i.
Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik
ii.
Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya
sehingga dapat dipahami pembaca
iii.
Jika anda mencoba menginformasikan
sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut
d) Pada masing-masing romawi, tuliskan
A, B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi
yang mendukung ide utama.
3. Tuliskan tesis anda dalam kalimat
yang singkat dan jelas
Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang
akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda,
sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan
memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan tesis anda terdiri
dari dua bagian:
a)
Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi
di Indonesia.
b)
Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki
kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya,
dst.
4.
Tuliskan tubuh tesis anda.
a)
Mulailah dengan poin-poin penting.
b)
Kemudian buatlah beberapa sub topik.
c)
Kembangkan sub topik yang telah anda buat.
Bagian ini merupakan bagian paling
menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan
dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah anda pilih.
Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu
paragraf dari tubuh tesis anda.
Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:
1. Mulailah dengan menulis ide
besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide anda adalah: "Pemberantasan
korupsi di Indonesia", anda dapat menuliskan: "Pemberantasan korupsi
di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama".
2. Kemudian tuliskan masing-masing
poin pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris.
3. Pada masing-masing poin,
tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini dapat berupa deskripsi
atau penjelasan atau diskusi.
4. Bila perlu, anda dapat
menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf.
5.
Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)
a)
Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.
i. Memulai dengan suatu informasi
nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru untuk pembaca
anda, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang anda buat.
ii. Memulai dengan suatu anekdot,
yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin yang anda maksud. Berhati-hatilah
dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan
pembaca, anda harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
iii. Menggunakan dialog dalam dua
atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk menyampaikan poin anda.
b) Tambahkan satu atau dua kalimat
yang akan membawa pembaca pada pernyataan tesis anda.Tutup paragraf anda dengan
pernyataan tesis anda.
6.
Tuliskan kesimpulan
Kesimpulan
merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan
perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat
(namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas) yang
menggambarkan pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat
menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.
7.
Berikan sentuhan terakhir
1.
Teliti urutan paragraf Mana yang paling kuat? Letakkan paragraf
terkuat pada urutan pertama, dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan
tersebut harus masuk akal. Jika naskah anda menjelaskan suatu proses, anda
harus bertahan pada urutan yang anda buat.
2.
Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti
margin, spasi, nama, tanggal, dan sebagainya.
3.
Teliti tulisan. Anda dapat merevisi hasil tulisan anda, memperkuat
poin yang lemah. Baca dan baca kembali naskah anda.
4.
Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam,
kemudian baca kembali. Apakah masih masuk akal?
5.
Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan
lancar? Bila tidak, tambahkan bebearpa kata dan frase untuk menghubungkannya.
Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya. Teliti
kembali penulisan dan tata bahasa anda
BAGUS BANGET ESAY NYA
BalasHapusmakasih... :D
Hapus