Olahraga merupakan salah satu
cara untuk menjaga kesehatan tubuh sedangkan belajar merupakan salah satu cara
untuk menajamkan kemampuan berfikir otak. Keduanya bagaiakan dua mata sisi uang
koin, artinya tidak bisa dipisahkan. Sangat sayang sekali rasanya jika tubuh
dan otak ini tidak dimanfaatkan dengan maksimal untuk melakukan berbagai hal
terbesar dalam kehidupan. Rasanya sangat disayangkan sekali ketika kehidupan
ini hanya dimanfaatkan untuk mengejar kenikmatan dunia semata tanpa mempedulikan
kehidupan setelahnya yaitu kehidupan yang kekal di alam akhirat kelak.
Satu
fenomena yang membuat penulis sangat terkagum-kagum dan tidak pernah berhenti
untuk mengingat-Nya adalah cobaan yang diberikan Allah pada hari kemarin. Entah
kenapa, sebagian aktifitas pada hari kemarin sangatlah tidak menyenangkan dan
terkesan sial. Mungkin posisi kehidupan penulis pada waktu itu berada di roda
bawah. Contoh ketika hari mulai sore, kebetulan penulis mendapat jadwal untuk
persentasi salah satu mata kuliah. Beberapa menit sebelum masuk kuliah, penulis
sempat online terlebih dahulu untuk mencari ulasan materi untuk siaran di radio
lokal esok harinya.
Setelah usai mencari ulasan materi siaran penulis langsung tancapa gas menuju tempat ternyaman [kos] untuk melaksanakan shalat dhuhur dan makan siang, kebetulan pada waktu itu perut penulis sedanga dalam keadaan kosong dan menimbulkan rasa lapar. Tak disadari ketika makan waktu sudah menunjukan lebih sepuluh menit dari jam masuk kuliah. Akhirnya penulis pun langsung tancap gas melahap makanan yang tersisa dengan cepat bahkan super cepat. Ternyata kesialan pun tidak berhenti disitu berlanjut ketika perjalanan penulis ke kampus. Sebelum masuk kampus, penullis mengantarkan seseorang yang dicintainya terlebih dahulu menuju tempat yang memang sudah dikehendaki. Ketika perjalan ke kampus bensin dari motor yang dikendarai penulis pun sempat habis. Namun penulis langsung mengambil inisiatif untuk langsung mencari tempat isi bensin terdekat dan kemudian mengisinya. Setelah bensin terisi penulis langsung tancapa gas menuju kampus da nada satu hal lagi yang bikin hati kesal saat itu, yakni step motor yang dikendarai penulis rusak sehingga dalam mengendarai motor penulis harus ekstra hati hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan segenap kepayahan yang dialami, akhirnya penulis dapat sampai di kampus setelah setengah jam waktu perkuliahan dimulai atau singkatnya penulis telat 30 menit untuk mengikuti perkuliahan dan ternyata teman kelompok persentasi penulis sudah usai menyampaikan materinya ketika penulis memasuki kelas.
Setelah usai mencari ulasan materi siaran penulis langsung tancapa gas menuju tempat ternyaman [kos] untuk melaksanakan shalat dhuhur dan makan siang, kebetulan pada waktu itu perut penulis sedanga dalam keadaan kosong dan menimbulkan rasa lapar. Tak disadari ketika makan waktu sudah menunjukan lebih sepuluh menit dari jam masuk kuliah. Akhirnya penulis pun langsung tancap gas melahap makanan yang tersisa dengan cepat bahkan super cepat. Ternyata kesialan pun tidak berhenti disitu berlanjut ketika perjalanan penulis ke kampus. Sebelum masuk kampus, penullis mengantarkan seseorang yang dicintainya terlebih dahulu menuju tempat yang memang sudah dikehendaki. Ketika perjalan ke kampus bensin dari motor yang dikendarai penulis pun sempat habis. Namun penulis langsung mengambil inisiatif untuk langsung mencari tempat isi bensin terdekat dan kemudian mengisinya. Setelah bensin terisi penulis langsung tancapa gas menuju kampus da nada satu hal lagi yang bikin hati kesal saat itu, yakni step motor yang dikendarai penulis rusak sehingga dalam mengendarai motor penulis harus ekstra hati hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan segenap kepayahan yang dialami, akhirnya penulis dapat sampai di kampus setelah setengah jam waktu perkuliahan dimulai atau singkatnya penulis telat 30 menit untuk mengikuti perkuliahan dan ternyata teman kelompok persentasi penulis sudah usai menyampaikan materinya ketika penulis memasuki kelas.
Nah
dari sekelumit pengalaman hidup diatas, penulis mengajak kepada pembaca setia
untuk senantiasa berprasangka baik terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam
kehidupan ini. Yakinkan dalam hati bahwa setiap takdir yang diberikan oleh
Allah kepada makhluknya pasti ada hikmah dibaliknya. Ketika tuhan menghendaki
kebaikan maka berterima kasihlah, akan tetapi ketika tuhan berkehendak
sebaliknya maka jadilakanlah peristiwa tersebut sebagai momentum untuk
instropeksi diri, mengevaluasi aktifitas yang selama ini dilakukan dan
menentukan langkah yang tepat untuk masa depan. Pada intinya, tanamkan dalam
diri sifat positive thinking terhadap segala sesuatu dan kepada siapa pun orang
disekeliling kita, karena hanya dengan hal tersebut kehidupan ini akan terasa
nyaman, aman dan tentram. Salam Hidup Manfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar